Tahun 2013 sekali lagi menjadi bukti dampak dramatis dari kekeringan, gelombang panas, banjir dan siklon tropis.
Data dari World Meteorological Organization (WMO) menyebutkan bahwa tahun 2013 dan tahun 2007 adalah tahun terpanas keenam sepanjang sejarah, menegaskan bahwa tren jangka panjang pemanasan global terus berlanjut.
Tigabelas dari empat belas tahun terpanas menurut WMO terjadi pada abad ke-21 dan suhu bumi terus meningkat dalam tiga puluh tahun terakhir. Puncaknya kenaikan suhu bumi terjadi pada periode 2001-2010 yang dinobatkan sebagai dekade terpanas sepanjang sejarah.
Rata-rata suhu permukaan bumi dan laut pada 2013 adalah 14,5°C (58.1°F) atau 0,50°C (0.90°F) di atas rata-rata suhu pada periode 1961-1990 dan 0,03°C (0.05°F) lebih tinggi dibanding rata-rata dekade 2001-2010.
Temperatur di belahan bumi bagian selatan tercatat paling ekstrem: suhu di Australia kembali menembus rekor terpanas pada 2013, Argentina menempati posisi kedua.
Menurut Sekjen WMO, Michel Jarraud, lebih dari 90% energi yang terperangkap oleh emisi gas rumah kaca (GRK) tersimpan di lautan. Level emisi GRK juga menembus rekor baru sehingga atmosfer dan samudra akan terus memanas selama berabad ke depan.
WMO juga mencatat sejumlah peristiwa cuaca ekstrem penting yang mewarnai 2013 diantaranya Topan Haiyan di Filipina; Rekor suhu terpanas di Australia diikuti oleh Argentina dan Selandia Baru; Cuaca ekstrem di Amerika Serikat; Kekeringan ekstrem di Angola, Botswana dan Namibia; Hujan ekstrem yang memicu banjir besar di perbatasan India dan Nepal, timur laut China dan sebelah timur Rusia; kekeringan parah di selatan China dan kekeringan terparah dalam 50 tahun terakhir di timur laut Brasil.