Sobat Mapala / Pendaki Gunung |
Sobat Mapala - Dunia pendakian kita kembali dirundung duka mendalam. Meninggalnya Shizuko di Gunung Gede beberapa waktu lalu menambah catatan kelam dunia pendakian di tanah air. Sebuah kejadian yang menimbulkan banyak tanda tanya di benak kita semua. Tudingan tentang siapa yang bersalahpun saling dilempar kesana kemari. Tapi kali ini saya tidak hendak terlibat dalam urusan tentang siapa yang bersalah dalam kejadian meninggalnya Shizuko ini. Semoga Shizuko tenang di alam sana.
Terlepas dari kejadian Shizuko, izinkan saya sharing sedikit tentang sebuah aspek penting dalam pendakian gunung. Aspek penting yang sudah sepatutnya diperhatikan oleh setiap pendaki. Apa itu?
Sekarang mendaki gunung sepertinya bukan lagi aktivitas atau hobby yang identik dengan pendaki yang "benar-benar pendaki". Mendaki gunung sekarang sudah menjadi semacam kegiatan yang juga dilakukan oleh masyarakat umum; yang terkadang bahkan tanpa dilengkapi dengan pengetahuan-pengetahuan tentang pendakian dan perlengkapan yang memadai. Tentunya ini menjadi pekerjaan bagi kita semua yang hobby mendaki gunung untuk saling bahu-membahu mengatasi problema ini.
Sudah seriuskah anda mendaki gunung? Ini pertanyaan dasar yang harus kita tanyakan kepada diri kita masing-masing jika ingin terjun dalam aktivitas mendaki gunung. Salah satu ukuran keseriusan itu adalah sejauh mana keseriusan kita dalam mempersiapkan peralatan dan perlengkapan saat mendaki gunung! Peralatan dan perlengkapan pendakian adalah salah satu parameter keseriusan kita saat mendaki gunung. Ia adalah salah satu faktor penting penunjang keselamatan dan keamanan saat mendaki gunung.
Sekarang tidak sedikit kita jumpai pendaki-pendaki yang sekedar ikut-ikutan mendaki, tapi sayangnya tidak serius dalam mempersiapkan diri, salah satunya dari sisi peralatan dan perlengkapan mendaki gunung. Mereka mungkin kurang menyadari risiko-risiko apa yang akan dihadapi saat mendaki gunung. Mulai dari tersesat, hypothermia, berhadapan dengan binatang buas dan hal-hal gaib, kehabisan logistik, terjatuh ke jurang, dan berbagai risiko lainnya yang setiap saat berpotensi mengancam nyawa kita. Kurangnya pemahaman mengenai risiko ini erat kaitannya dengan kurangnya kesadaran tentang pentingnya peralatan dan perlengkapan yang memadai saat mendaki gunung.
Untuk Gaya-Gayaan…Better Stop Now!
Luruskan niat saat hendak mendaki gunung. Jika mendaki gunung hanya untuk gaya-gayaan, supaya terlihat keren dan macho, namun tak punya peralatan dan perlengkapan mendaki yang memadai, sebaiknya berhenti sekarang dan pikirkan kembali keinginan tersebut. Mendaki gunung itu bukan seperti bermain ke mall, dimana kita bisa pakai pakaian berbahan tipis dan pakaian-pakaian modis lainnya. Kalau ke mall, gak bawa jaket juga gak apa-apa. Mau pakai sepatu atau sendal sembarangan ala kadarnya juga terserah anda, gak bawa makanan juga oke. Tapi kalau mendaki gunung? Jelas berbeda kawan! Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan alam bebas yang memiliki risiko paling tinggi. Butuh peralatan dan perlengkapan yang memadai untuk itu. Jadi jika tidak memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai, sebaiknya pikirkan lagi matang-matang keinginan anda untuk mendaki gunung. Mengapa? Taruhannya nyawa, kawan!
Mendaki Gunung Karena Terpesona dengan Film?
Masih ingat di benak kita pengaruh Film 5 Cm terhadap Gunung Semeru. Banyak orang-orang awam yang kemudian datang ke Semeru karena terpesona dengan keindahan Semeru yang disuguhkan dalam film tersebut. Sayangnya film tersebut sangat minim menjelaskan tentang aspek-aspek penting yang harus disiapkan dalam mendaki gunung. Ini kemudian menjadi semacam blunder bagi Gunung Semeru! Semakin banyak sampah-sampah berserakan dimana-mana. Sampah-sampah dari para pendaki yang tidak paham tentang tanggung jawabnya untuk menjaga kebersihan gunung.
Film adalah film. Ia dibuat salah satunya adalah karena alasan komersialitas dan keuntungan finansial. Jangan terlalu berharap akan ada penjelasan detail tentang peralatan dan perlengkapan apa yang harus dibawa saat mendaki gunung dalam film tersebut. Itu jelas bukan hal yang menarik untuk disajikan dalam sebuah film seperti Film 5 Cm.
Jadi saya gak boleh nih ke Semeru karena terpesona dengan Film 5 Cm? Well, jujur saja, tidak ada yang berhak melarang anda untuk mendaki Gunung Semeru. Tapi, persiapkanlah diri sebaik-baiknya sebelum mendaki gunung, salah satunya yaitu mempersiapkan diri dari sisi peralatan dan perlengkapan. Mempersiapkan diri anda dari sisi peralatan dan perlengkapan merupakan salah satu aspek penting yang sedikit banyak berpengaruh terhadap kelestarian alam. Jika anda asal-asalan dan tidak memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai maka jangan salahkan jika kemudian banyak orang yang melarang anda mendaki gunung. Anda berhak mendaki gunung manapun, tapi orang lain juga berhak melarang anda mendaki gunung jika anda tidak serius mempersiapkan diri dan tidak mampu menjaga kelestarian dan kebersihan gunung.
Tidak Punya Peralatan dan Perlengkapan, Tapi Ingin Mendaki Gunung?
Bagaimana jika seandainya saya belum memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai namun pengen banget mendaki gunung? Apakah saya mesti menunggu sampai punya peralatan dan perlengkapan terlebih dahulu? Tidak harus sih. Tapi pastikan anda meminjam peralatan dan perlengkapan teman anda. Prinsipnya tetap sama: mendakilah dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai dan tidak asal-asalan. Soal bagaimana cara untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan tersebut ada berbagai cara entah itu anda beli sendiri atau dengan meminjam kepada teman.
Secara umum, untuk mendaki gunung-gunung di Indonesia minimal peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa adalah sebagai berikut:
- Tas gunung atau biasa disebut keril
- Sepatu atau sandal gunung
- Jaket untuk menghalau dinginnya udara pegunungan
- Kupluk/balaclava/syal/slayer (intinya penutup kepala)
- Peralatan makan dan memasak
- Tenda
- Pakain ganti
- Jas hujan/ponco
- Logistik
- Obat-obatan/P3K
- Masker
- Sarung tangan
- Kaos kaki
- Sleeping Bag
- Headlamp/senter
- Kantung plastik untuk menaruh sampah-sampah
Nah, sekarang mari cek, sudahkah anda memiliki peralatan dan perlengkapan di atas? Jika belum, maka ada baiknya pikirkanlah kembali dengan matang sebelum mendaki gunung. Ini semua penting demi keselamatan jiwa kita. Jika anda tidak memiliki peralatan dan perlengkapan di atas, maka silahkan pinjam ke teman-teman anda.
Mulailah Melengkapi Peralatan Mendaki Anda…
Dulu, saat pertama kali mendaki gunung saya masih meminjam beberapa peralatan dan perlengkapan kepada teman. Namun karena suka dan ketagihan dengan mendaki gunung, saya berangsur-angsur membeli peralatan dan perlengkapan mendaki yang belum saya miliki. Dari yang sebelumnya tidak punya tenda, kini saya sudah memiliki tiga buah tenda dengan kapasitas dan spesifikasi yang berbeda-beda. Dari yang tadinya tidak memiliki kompor gunung, sekarang saya sudah punya dua buah kompor, satu buah kompor gas dan satu lagi kompor berbahan bakar spirtus.
Jika anda memang hobby mendaki gunung, maka sebaiknya jangan terus-terusan keasyikan meminjam peralatan dan perlengkapan kepada teman anda. Mulailah secara bertahap melengkapi diri anda dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai. Berusahalah sekuat tenaga untuk menjadi pendaki yang mandiri dalam hal peralatan dan perlengkapan. Tentunya tidak enak rasanya kalau kita terus-terusan meminjam dan tergantung terhadap teman pendaki lainnya. Pendaki yang mandiri dari sisi peralatan dan perlengkapan tentunya akan sangat membantu dan mempermudah kerja sebuah tim. Pasti sangat menyenangkan rasanya jika punya partner mendaki yang mandiri dan bisa mengurus dirinya sendiri. Jangan biarkan diri anda menjadi beban di dalam tim anda hanya karena anda tidak memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai.
Apa Dampak Negatifnya Jika Mendaki Tanpa Peralatan dan Perlengkapan Yang Memadai?
1. Nyawa! Yup, taruhannya nyawa. Mendaki gunung tanpa peralatan dan perlengkapan yang memadai boleh dibilang sebuah tindakan yang kurang bijak.
“Ajal kan di tangan Tuhan Mas? Kalau memang sudah ajal, meski peralatan dan perlengkapannya memadai ya tetap aja mati! Jadi ngapain mesti bawa peralatan dan perlengkapan yang memadai?”
Memang benar bahwa soal ajal itu ditentukan oleh Tuhan, tapi tidak berarti kita hanya pasrah begitu saja. Kalau memang alasannya ajal di tangan Tuhan, mengapa saat naik pesawat anda masih saja menggunakan sabuk pengaman? Mengapa saat naik kapal disiapkan pelampung? Mengapa saat sakit kita masih saja ke dokter?
Ajal memang ditentukan oleh Tuhan, tapi kita sebagai manusia memiliki kewajiban untuk berusaha melindungi jiwa kita dari bahaya. Salah satu bentuk usah tersebut dalam mendaki gunung adalah dengan mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang memadai saat mendaki gunung.
2. Pendaki yang tidak dilengkapi dengan peralatan yang memadai akan menjadi beban dalam timnya. Bayangkan jika anda mendaki katakanlah tanpa jaket atau tanpa sleeping bag misalnya. Kalau anda sakit, siapa yang akan repot? Teman pendakian anda! Ranger!
Memang sih salah satu gunanya teman saat mendaki gunung adalah untuk membantu kita saat sulit. Tapi hal ini jangan kemudian disalahartikan. Sekali lagi berusahalah sekuat tenaga untuk mandiri dalam hal peralatan dan perlengkapan. Permudahlah teman pendakian anda. Dengan demikian beban tim juga akan lebih ringan. Bayangkan jika di dalam sebuah tim pendakian anggotanya kerjanya suka minjem terus dan “manja” dalam hal peralatan dan perlengkapan. Tentunya akan sangat merepotkan.
3. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak risiko kecelakaan saat mendaki gunung mulai dari terjatuh, tergelincir, digigit binatang, sakit, dan lain-lain. Oleh karena itu siapkan peralatan dan perlengkapan yang memadai. Dengan memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai risiko-risiko kecelakaan tersebut bisa dihindari atau diminimalisir.
Semoga artikel ini bermanfaat. Mari persiapkan peralatan dan perlengkapan sebaik mungkin sebelum mendaki gunung. Jadilah pendaki yang bijaksana yang tidak asal-asalan saat mendaki gunung.