Menguak sejarah boso walikan khas warga Malang |
Osob kiwalan atau boso walikan dalam jawa biasa merupakan salah satu bahasa atau dialek khusus yang dimiliki oleh warga Malang. Bahasa ini biasa dipergunakan dalam pergaulan sehari-hari warga Malang, baik mulai anak muda hingga orang tua.
Walaupun merupakan bahasa pergaulan, tetapi awalnya bahasa ini digunakan sebagai sandi khusus dan kode dalam perjuangan. Berikut Merdeka, berikan empat fakta unik mengenai boso walikan ini.
1. Bahasa walikan digunakan sejak masa perjuangan kemerdekaan
Berdasar buku Malang Tempoe Doeloe dari Dukut Imam Widodo, bahasa ini disebut diciptakan oleh kelompok Gerilya Rakyat Kota yang berjuang di wilayah sekitar Malang. Bahasa ini mulai berkembang sekitar tahun 1949 pada masa Clash II perang kemerdekaan. Banyaknya mata-mata dari pihak Belanda pada masa itu membuat para pejuang memikirkan cara tertentu untuk mengirim pesan yaitu dengan boso walikan.
2. Awalnya merupakan sandi yang digunakan oleh sesama tentara republik di Malang
Pada masa perang, bahasa ini digunakan sebagai sebuah kode untuk mengirim pesan pada sesama pejuang republik. Selain untuk menjamin kerahasiaan dan sebagai cara komunikasi, bahasa ini juga dianggap sebagai pengenal identitas antara kawan dan lawan. Disebutkan oleh Dukut Imam Widodo bahwa ide untuk membalik bahasa ini pertama kali dicetuskan oleh seorang pejuang yang bernama Suyudi Raharno.
Agar tidak mudah dipecahkan, bahasa ini tidak menggunakan aturan tata bahasa yang umum dan baku. Selain itu, bahasa ini juga memiliki beberapa kosa kata yang khas sehingga cukup efektif sebagai sebuah kode rahasia. Pada akhirnya bahasa ini memang terbukti ampuh untuk mengirim pesan sekaligus mengetahui mata-mata yang menyusup pada kubu tentara republik.
3. Tidak semua kata bisa dibalik
Walaupun boso walikan berarti bahasa terbalik, tetapi terdapat aturan khusus pada bahasa ini. Tidak semua kata yang ada bisa dibalik langsung, beberapa kata sengaja dibuat agar mudah diucapkan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah untuk menyebut nama bahasa ini sendiri, jika konsekuen dibalik, maka boso walikan akan jadi osob nakilaw. Tetapi karena menyulitkan lidah dan terdengar aneh maka diubah menjadi osob kiwalan.
4. Kata yang digunakan berasal dari berbagai macam bahasa
Secara umum kosakata yang paling banyak digunakan dalam boso walikan berasal dari bahasa Indonesia dan Jawa. Tetapi terdapat beberapa kata khusus yang disebut berasal dari bahasa lain. Dua kata yang paling banyak digunakan dan tidak berasal dari bahasa Indonesia atau Jawa adalah ojir dan ebes. Dua kata ini merupakan kata yang khas sekali dengan boso walikan tapi tidak berasal dari bahasa Indonesia dan Jawa.
Itu lah tadi beberapa fakta unik mengenai osob kiwalan ini. Saat ini penggunaan beberapa istilah seperti ebes dan membalik-balik kata sudah mulai menyebar ke beberapa kota di wilayah Indonesia. Tetapi pada mulanya, di Malang pada masa perjuangan lah bahasa ini digunakan.