Gunung Rinjani |
Kabar tentang meletusnya Gunung Barujari di Gunung Rinjani santer terdengar mulai medio 25 Oktober 2015. Gunung Barujari dengan ketinggian 2.296 - 2376 meter dari permukaan laut ( Mdpl ) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani, meletus sekitar pukul 10.45 WITA. Benarkah anak Gunung Rinjani tersebut yang meletus?
Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani oleh masyarakat Pulau Lombok, karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani, pada tahun 1944.
Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan Kementerian ESDM Surono menjelaskan bahwa letusan Gunung Barujari merupakan letusan Gunung Rinjani yang dulunya bernama Gunung Samalas. Perlu diketahui bahwa Gunung Rinjani itu dulu bernama Gunung Samalas.
Surono atau yang lebih akrab disapa Mbah Rono itu menjelaskan jika sebenarnya yang meletus itu adalah Gunung Rinjani, bukannya Gunung Barujari. Kenapa bisa dinyatakan Gunung Rinjani yang meletus?
Hal tersebut lantaran Gunung Barujari itu hanya kerucut dari Gunung Rinjani yang sebelumnya meletus sekitar abad ke - 13 lalu dan memiliki kaldera yang sangat luas. Setelah letusan tersebut, Gunung Samalas yang merupaka nama sebelum Gunung Rinjani tersebut tumbuh lah kerucut aktif ditengah kalderanya yang lantas disebut sebagai Gunung Barujari.
“Di Bromo itu kan ada kaldera Tengger, nah muncullah ‘bisul’ di tengahnya. Kerucut aktif Gunung Tengger adalah Gunung Bromo, mungkin dulunya Gunung Batok,” tutur Mbah Rono.
Maka dari itu yang sebenarnya meletus adalah Gunung Rinjani melalui kerucut aktif di dalam kaldera yang disebut Gunung Barujari.
“Ya, yang benar Gunung Rinjani meletus, lewat kerucut aktif yang disebut Gunung Barujari itu,” ujarnya.
Akibat dari letusan Gunung Rinjani tersebut, Petugas Taman Nasional Gunung Rinjani mengevakuasi ratusan pendaki Gunung Rinjani ke tempat yang aman agar tidak terkena dampak letusan Gunung Barujari, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 25 Oktober.
Para pendaki dievakuasi oleh petugas melalui jalur Torean, Kabupaten Lombok Utara, karena dinilai aman dari dampak asap dan debu akibat letusan Gunung Barujari.