Cagar Budaya Waruga Sawangan |
Salah satu situs peninggalan sejarah yang telah berubah menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Provinsi Sulawesi Utara adalah Waruga Sawangan. Jika masyarakat di Tanah Toraja memiliki tradisi yang khas dalam pemakaman, masyarakat Sulawesi Utara terlebih khusus suku Minahasa pada dahulu kala juga dahulu sempat melakukan tradisi yang unik dalam pemakaman yakni dengan menguburkan orang yang telah meninggal kedalam sebuah wadah yang disebut dengan waruga. Sebenarnya anda tidak hanya dapat melihat Waruga di desa Sawangan saja, karena Waruga sendiri tersebar di berbagai tempat di Sulawesi Utara apa terlebih di tanah Minahasa. Akan tetapi, di desa Sawangan Kabupaten Minahasa Utara anda bisa melihat Waruga dalam jumlah yang banyak dengan berbagai bentuk yang sudah terkumpul disebuah lokasi yang berada disekitar pemukiman warga.
Sejarah Waruga
Dikutip dari wikipedia.org, pada mulanya Suku Minahasa jika mengubur orang meninggal sebelum ditanam terlebih dulu dibungkus dengan daun woka (sejenis janur). Lambat laun, terjadi perubahan dalam kebiasaan menggunakan daun woka. Kebiasaan dibungkus daun ini berubah dengan mengganti wadah rongga pohon kayu atau nibung kemudian orang meninggal dimasukkan ke dalam rongga pohon lalu ditanam dalam tanah. Baru sekitar abad IX Suku Minahasa mulai menggunakan waruga. Orang yang telah meninggal diletakkan pada posisi menghadap ke utara dan didudukkan dengan tumit kaki menempel pada pantat dan kepala mencium lutut. Tujuan dihadapkan ke bagian Utara yang menandakan bahwa nenek moyang Suku Minahasa berasal dari bagian Utara. Sekitar tahun 1860 mulai ada larangan dari Pemerintah Belanda menguburkan orang meninggal dalam waruga.
Kemudian pada tahun 1870, Suku Minahasa mulai membuat peti mati sebagai pengganti waruga, karena waktu itu mulai berjangkit berbagai penyakit, di antaranya penyakit tipus dan kolera. Dikhawatirkan, masyarakat yang sudah meninggal menularkan bibit penyakit tipus dan kolera melalui celah yang terdapat di antara badan waruga dan cungkup waruga. Bersamaan dengan itu pula, agama Kristen mengharuskan mayat dikubur di dalam tanah mulai menyebar di Minahasa. Waruga yang memiliki ukiran dan relief umumnya terdapat di Tonsea. Ukiran dan relief tersebut menggambarkan berapa jasad yang tersimpan di waruga yang bersangkutan sekaligus menggambarkan mata pencarian atau pekerjaan orang tersebut semasa hidup. Adapun waruga yang telah paling terkenal adalah Waruga Sawangan
Foto Waruga Sawangan Pemakaman Kuno Suku Minahasa Waruga Sawangan, Lokasi Wisata Sejarah Zaman MegalitikWaruga sendiri terdiri dari dua bagian yakni bagian badan dan bagian penutup yang semuanya terbuat dari batu yang utuh. Untuk bagian badan umumnya berbentuk persegi empat yang pada bagian tengahnya merupakan ruang kosong tempat meletakkan jenazah yang akan dimakamkan, sedangkan bagian penutupnya terlihat menyerupai atap rumah.
Meskipun terbuat dari bebatuan yang sangat keras, namun anda tidak akan melihat waruga dalam bentuk yang polos saja, karena setiap waruga (pada bagian badan atau penutup) diukir dengan berbagai motif. Menurut warga disekitar waruga sawangan yang saya temui, motif/ukiran pada waruga melambangkan profesi yang ditekuni selama hidup ataupun melambangkan daerah asal jenazah yang dimakamkan.
Waruga Sawangan |
Keunikan lain dari waruga adalah jenazah yang akan dimakamkan, dimasukkan kedalam batu yang pada bagian tengahnya terdapat ruang kosong dengan jenazah diletakkan pada posisi jongkok atau duduk dan kepala mencium lutut, seperti ketika sebuah bayi masih berada didalam kandungan. Hal ini dapat anda lihat pada ukiran yang terdapat di dinding sebelum anda memasuki waruga sawangan. Yang lebih mengagumkan, satu waruga bisa berisi lebih dari satu jenazah. Oh ya, jika pada umumnya jenazah yang dimakamkan berada di bawah tanah maka lain halnya dengan waruga karena waruga sendiri berada diatas tanah dan menghadap ke utara.
Apabila anda berada di Waruga Sawangan, luangkan waktu sejenak untuk mengunjungi rumah adat khas Minahasa yang telah disulap menjadi museum yang berada disekitar pintu masuk Waruga Sawangan. Didalam museum, anda bisa melihat berbagai peninggalan zaman dahulu kala mulai dari alat makan, perhiasan, berbagai perabotan, hingga alat perang.
Pintu Masuk Lokasi Wisata Waruga Sawangan Waruga Sawangan, Lokasi Wisata Sejarah Zaman MegalitikLokasi Waruga Sawangan
Untuk menuju ke Waruga Sawangan tidaklah begitu sulit. Dari Kota Manado anda hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk tiba di Desa Sawangan, lokasi wisata sejarah zaman megalitikum. Bagi anda yang mempunyai budget terbatas saat travelling, anda bisa menuju ke Waruga Sawangan menggunakan kendaraan umum.
Dari tempat anda menginap, silahkan mencari kendaraan umum ke terminal paal dua. Dari terminal paal dua, anda bisa naik angkot jurusan Airmadidi. Tak usah malu bertanya ke sopir angkot/warga Manado dimana biasanya angkot ke Airmadidi menunggu penumpang karena warga Manado terkenal dengan keramahannya. Begitu tiba di Airmadidi, anda bisa melanjutkan perjalanan dengan mencari ojek disekitar terminal Airmadidi yang akan membawa anda ke desa sawangan. Jarak dari Airmadidi ke Sawangan tidaklah begitu jauh, jadi pintar-pintarlah menawar harga sewa ojek.
Apabila anda tidak ingin direpotkan dengan urusan transportasi saat travelling, anda bisa mencari rental mobil di Manado. Layaknya daerah tujuan wisata lainnya, di Kota Manado banyak terdapat rental mobil yang bisa anda gunakan saat travelling. Namun ada baiknya anda jeli memilih rental mobil sehingga anda bisa mendapatkan harga yang murah tapi dengan pelayanan yang maksimal. Dan untuk jasa rental mobil, saya menganjurkan anda untuk menggunakan jasa www.rentalmobilagape.com karena pelayanannya yang ramah, mobil dalam kondisi yang baik dan tentunya harga yang murah. Ulasan mengenai rental mobil agape dapat anda baca di laman http://www.seputarsulut.com/rental-mobil-di-manado/
Jadi apabila anda berada di Manado, luangkan waktu untuk mengunjungi berbagai lokasi wisata menarik lainnya di Manado dan sekitarnya (baca: Tempat Wisata di Manado yang Wajib Anda Kunjungi). Banyak tempat wisata menarik di Manado dan sekitarnya yang bisa anda kunjungi, karena Manado bukan hanya Bunaken. Lokasi wisata lainnya di Kabupaten Minahasa Utara selain Waruga Sawangan yang wajib anda kunjungi adalah Pulau Lihaga, pulau kecil tak berpenghuni yang begitu cantik. Bagi anda yang ingin mencoba wisata yang sedikit menantang, tak ada salahnya mengujinyali lewat Arung Jeram Sawangan yang lokasi tak jauh dari Waruga Sawangan.
kunjungi web resminya di sini