PLH Batam Indonesia - Hujan es yang terjadi di kawasan Sagulung, Kota Batam, pada Selasa (29/3/2022) membuat masyarakat bertanya-tanya penyebab fenomena alam tersebut.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam menyebut, fenomena hujan es adalah hal yang biasa atau alamiah.
”(Fenomena hujan es) berdurasi singkat dan lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stamet Hang Nadim, Suratman.
Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), satu hari sebelum terjadi fenomena hujan es biasanya saat siang maupun malam hari udara terasa panas dan gerah.
Selain itu, kelembaban udara cukup tinggi, dengan nilai kelembaban di atas 60 persen. Di pagi hari, terlihat pertumbuhan awan comulus berlapis-lapis, di antara awan-awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Tahap berikutnya, awan tersebut berubah warna menjadi hitam, yang lebih dikenal dengan awan comulonimbud atau awan Cb.
Saat pembentukan dan pertumbuhan awan Cb ini, ada proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat. Biasanya dikenal dengan istilah strong updraft dan downdraft.
Pergerakan massa udara yang naik, membawa uap air juga ikut naik hingga ketinggian dimana suhu udara menjadi dingin. Uap air yang naik membeku menjadi partikel es.
”Partikel es dan partikel air dingin tercampur dan teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft. Sehingga, pembentukan butiran es yang semakin membesar,” ungkap Suratman.
Saat butiran es yang sudah membesar, pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengangkat. Sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.
”Butiran es yang jatuh itu tidak mencair sempurna,” ujarnya.
Sebelum hujan es turun, udara terasa sangat dingin. Biasanya hujan pertama kali turun langsung deras. Saat hujan turun tersebut, disertai fenomena hujan es.
”Biasanya sebelum fenomena hujan es, selama satu atau sampai 3 hari berturut-turut tidak turun hujan,” ungkap Suratman.
Nelson, warga Tembesi, menyebut fenomena hujan es ini terjadi sekitar pukul 16.00. Namun, hujan es ini turun kurang lebih 10 menit saja.
”Tak lama, awalnya teman-teman saya mengambil butiran es yang jatuh,” ungkapnya.
Butiran es yang jatuh, kata Nelson, besarnya sekitar 4 kali biji jagung.
”Baru pertama kali melihat fenomena ini,” tuturnya.
Info Batampos.co.id