Selalu ada waktu untuk melakukan kegiatan dengan aman. Pernyataan seperti inilah yang seharusnya kita pegang teguh ketika akan melakukan suatu kegiatan. Apalagi untuk kegiatan berbahaya, seperti kegiatan di alam bebas. Setiap jenis kegiatan seperti ini, ada potensi bahaya dan risiko yang akan kita hadapi. Karena kita tahu, tidak ada yang dapat menebak kejadian-kejadian yang berhubungan dengan alam bebas. Namun, bukan berarti kita tidak bisa menikmati kegiatan semacam ini.
1. Bahaya dan Risiko bergiat di alam bebas
Di Indonesia, belum ada standard atau aturan yang khusus mengenai pelaksanaan kegiatan alam bebas. Sebagian orang yang dapat menikmati dan menganggap kegiatan ini aman untuk dilakukan, pasti mereka belajar dari pengalaman, buku panduan bergiat di alam bebas, atau cerita-cerita perjalanan yang orang lain sudah melakukannya. Setelah itu baru mereka dapat menikmati kesenangan dalam kegiatan ini. Bukan berarti orang yang awam tidak dapat memulainya. Kita dapat belajar dari pengalaman mereka yang sukses dalam menjalankan kegiatan berisiko seperti ini. Pasti, ada hal-hal yang harus dilakukan sebelum memulainya, kita sebut saja sebuah perencanaan. Agar dapat menikmati keindahan ciptaan Tuhan dengan aman. Hal seperti inilah yang sering dilupakan, sehingga kecelakaan di alam bebas dapat terjadi.
Seperti halnya akan melakukan suatu pekerjaan. Terlebih dahulu kita harus mengetahui bentuk atau rangkaian kegiatannya serta bahaya dan risiko dari pekerjaan yang akan kita lakukan. Mengenal lebih dalam mungkin bahaya dan risiko tersebut. Mengenal bukan berarti kita harus mengalami. Kita dapat belajar dari kejadian yang pernah dialami oleh mereka yang gagal. Hal ini sangat mendasar. Setelah kita mengetahui kegagalan mereka, tentunya kita dapat mempelajari hal apa saja yang menyebabkan mereka mengalami kegagalan itu. Kurangnya persiapan, yang sering menjadi penyebab kecelakaan di alam bebas. Tentunya kita tidak mau seperti keledai yang jatuh pada lubang yang sama. Apabila kurangnya persiapan menjadi salah satu faktor utama, berarti kita harus mempersiapkan dengan baik perjalanan kita selanjutnya.
Hal tersebut hanya salah satu faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di alam bebas. Masih banyak faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dalam bergiat di alam bebas. kemudian, dengan kita mengetahui bahaya dan risiko apa saja dari kegiatan yang akan dilakukan. Tentu akan mengingatkan kita bahwa kegiatan yang dilakukan berpotensi menimbulkan bahaya dan risiko. Langkah berikutnya adalah mencari cara agar dapat melakukan kegiatan itu dengan menyenangkan sampai selesai, tanpa bahaya ataupun risiko dari kegiatan yang dilakukan mengenai diri kita. Tidak ada seorang pun di dunia ini, menginginkan bahaya dan risiko itu mengenai dirinya. Hal ini berlaku untuk semua jenis kegiatan, dengan sekecil apapun bahaya dan risikonya.
Bahaya merupakan situasi atau kondisi yang dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan. Adapun objek dari bahaya tersebut adalah orang atau pelaku kegiatan, kerusakan peralatan, kerugian material atau menurunnya kemampuan fisik sesorang, serta rusaknya lingkungan tempat kita melakukan kegiatan itu. Sedangkan Risiko merupakan besar kecilnya kemungkinan terjadinya suatu bahaya.
Sebelum melakukan kegiatan alam bebas, terlebih dahulu kita mengetahui potensi bahaya dan risikonya. Apa saja bahaya dan risiko dari kegiatan alam bebas? Bagaimana cara kita mengendalikan bahaya dan risiko tersebut agar tidak terjadi pada diri kita?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mengajak kita dengan tujuan awal kita, yakni bagaimana kita dapat menikmati kegiatan alam bebas ini dengan aman. Tidak semua orang dapat melakukan kegiatan alam bebas ini dengan aman. Namun, bukan berarti kegiatan alam bebas ini tidak dapat dilakukan oleh orang awam. Semua orang dapat menikmati kegiatan ini dengan aman, asalkan dipersiapkan dengan baik.
Dalam berkegiatan di alam bebas, banyak faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Lebih tepatnya, bahaya dan risiko penyebab kecelakaan. Di antaranya ada beberapa faktor untuk kegiatan alam bebas di daerah pegunungan : iklim yang buruk (hujan badai, panas menyengat, kabut, kilat atau petir, dingin), daerah yang berbahaya (arus sungai yang deras, terperosok ke dalam jurang, kawasan gas beracun, longsoran bebatuan, tanah longsor, pohon tumbang), ketidakseimbangan metabolisme tubuh (dehidrasi, hypothermia, sweating (bukan hanya kekurangan air, tetapi juga kadar garam dalam tubuh), kekurangan makanan, kelelahan karena panas (heat exhaustion), penyakit karena ketinggian (altitude sickness)), Ancaman binatang (sengatan lebah atau serangga, gigitan binatang berbisa, ancaman binatang buas predator, pacet atau lintah), bahaya dari tumbuhan (jelatang, duri-duri tanaman merambat, tanaman beracun) cidera tubuh bagian dalam (ankle, cidera punggung, kram perut, kram kaki).
Ada banyak penyebab terjadinya bahaya, kita dapat mempermudahmengklasifikasikan bahaya tersebut yakni, faktor alam, dan faktor yang disebabkan oleh manusia (faktor internal). Kita tidak dapat menghilangkan faktor penyebab bahaya dari alam, karena kita tidak akan dapat menebak apa yang terjadi di alam. Oleh karena itu, langkah yang dapat kita lakukan adalah menghilangkan atau meminimalisir faktor internal atau faktor yang disebabkan dari diri kita sendiri. Faktor internal tersebut adalah kemampuan fisik dan psikologis serta persiapan kita. Persiapan meliputi peralatan dan perlengkapan, pengetahuan dan pemahaman medan tempat kita bergiat, pengetahuan dan pemahaman kegiatan yang akan kita lakukan.
2. Merencanakan kegiatan di alam bebas dengan aman
Mencegah lebih baik daripada mengobati dan melakukan sesuatu sebelum anda kehilangan. Ini merupakan prinsip yang menjadi hal utama sebelum memulai kegiatan. Apalagi kegiatan yang akan kita lakukan berbahaya dan penuh dengan risiko. Ketika kita sudah mengetahui bahaya dan risiko dari kegiatan yang akan dilakukan. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengendalikan bahaya dan risiko tersebut agar tidak terjadi pada diri kita. Merencanakan sebuah perjalanan merupakan salah satu tahapan untuk pengendalian bahaya dan risiko dari kegiatan yang akan kita lakukan.
Merencanakan sebuah kegiatan alam bebas yang aman adalah menyusun atau merancang sebuah aktifitas, dari mulai tahapan persiapan, pelaksanaan, sampai akhir kegiatan tersebut dengan aman tanpa adanya kecelakaan ataupun sesuatu yang mengakibatkan kegiatan tersebut terhenti atau tidak mencapai hasil yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, pengelolaan yang baik atau manajemen kegiatan yang baik sangat diperlukan. Penerapan ilmu manajemen untuk kegiatan berisiko semacam ini sangat penting. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Dalam melakukan kegiatan alam bebas dengan perencanaan yang baik berarti kita sudah mencapai lima puluh persen dari hasil tujuan kegiatan kita. Sebelum perencanaan ini dimulai, hal yang pertama kali muncul adalah bentuk kegiatan yang akan kita lakukan. Ini menentukan langkah-langkah yang akan kita lakukan. Kegiatan mendaki gunung dengan kegiatan panjat tebing akan berbeda persiapan dan langkah yang dilakukan. Mendaki gunung Gede Pangrango akan berbeda pula persiapan yang dilakukannya dengan mendaki gunung di Pegunungan Jaya Wijaya. Begitu pun dengan waktu perjalananya, melakukan perjalanan 3 hari akan berbeda persiapannya dengan melakukan perjalanan yang lamanya 10 hari. Setiap bentuk kegiatan, lokasi kegiatan, waktu kegiatan akan menentukan persiapan dan langkah-langkah yang dilakukan.
3. Mengumpulkan informasi selengkap mungkin
Setelah kita mengetahui kegiatan yang akan kita lakukan dan lama waktu kegiatan tersebut. Langkah selanjutnya melakukan riset. Dalam hal ini, lebih tepatnya mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kegiatan kita. Ini dapat dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari informasi melalui internet, bertanya kepada orang-orang yang sudah pernah melakukan. Intinya dari bagian ini adalah informasi yang berhubungan dengan kegiatan yang akan kita lakukan. Diantaranya yaitu keadaan medan atau lokasi kegiatan kita, masalah perizinan, transportasi, logistik, informasi cuaca terbaru, mengenal bahaya dan risiko juga merupakan bagian dari tahapan riset. Tidak lupa juga, kebudayaan daerah tempat tujuan kita, karena kita tidak lepas dari kebudayaan dimana tempat kita bergiat.
Hasil dari informasi yang kita dapatkan akan menentukan strategi ataupun langkah kita selanjutnya. Misalkan hasil informasi cuaca terbaru, disini kita dapat menentukan waktu yang tepat. Tidak akan menyenangkan suatu pendakian gunung, jika saat di perjalanan ternyata hujan deras ataupun terjadi badai. Adapun kalau kita ingin tetap melakukan pendakian tersebut, kita harus mempersiapkan perlengkapan yang terbaik seperti jas hujan ataupun raincoat. Berbeda halnya ketika kita akan melakukan kegiatan arung jeram. Tentunya para penggiat arung jeram tidak ingin mengarungi bebatuan, dikarenakan kemarau dan air sungainya menjadi surut.
Informasi keadaan medan juga sangat penting. Medan yang akan kita lalui sangat menentukan perlengkapan dan peralatan yang akan kita bawa. Melakukan perjalanan di pesisir pantai akan berbeda perlengkapannya dengan melakukan perjalanan di pegunungan 2000-an mdpl. Apalagi dengan melakukan perjalanan di pegunungan yang bersalju. Kita tidak ingin kepanasan karena kita membawa pakaian yang terlalu tebal ketika melakukan kegiatan telusur pantai. Atau sebaliknya, kedinginan di daerah pegunungan karena jaket yang kita bawa tidak mampu menghangatkan tubuh kita.
Informasi-informasi tersebut sangat menentukan strategi kita agar dapat melakukan kegiatan dengan aman. Sangat fatal akibatnya jika informasi yang kita dapatkan ternyata salah ataupun kurang detail. Kita sudah mencari informasi mengenai tempat tujuan kita. Namun, ada satu informasi yang kita lupakan. Seperti daerah-daerah yang endemik malaria. Informasi tersebut tidak kita dapatkan sebelum perjalanan atau bahkan kita sudah mendapatkannya akan tetapi kita menyepelekannya. Padahal, semua persiapan yang lainnya sudah sangat baik. Perjalanannya pun dilakukan dengan baik dan sempurna. Akan tetapi, setelah selesai semua kegiatan dan sampai di rumah dengan selamat salah satu dari anggota tim kita ada yang mengidap penyakit malaria dan harus dirawat di rumah sakit atau bahkan sampai meninggal dunia. Tidak akan ada seorang pun yang menginginkan hal tersebut terjadi pada dirinya ataupun rekannya. Oleh karena itu, carilah informasi sedetail mungkin dan manfaatkan ifoemasi tersebut sebaik mungkin. Jangan pernah menyepelekan kegiatan kita sekecil apapun itu.
4. Menentukan Strategi Kegiatan
Kita sudah mendapatkan banyak informasi mengenai kegiatan yang akan kita lakukan. Kemudian, dari informasi tersebut banyak hal yang dapat kita persiapkan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan aman. Strategi kegiatan dalam hal ini merupakan suatu cara yang dilakukan agar dapat melakukan kegiatan tersebut dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tentunya salah satu harapan yang terpenting adalah melakukan kegiatan tersebut dan dapat pula menceritakannya kepada orang lain melalui mulut kita sendiri ataupun tulisan kita. Intinya kita dapat menyelesaikan kegiatan tersebut tanpa harus kehilangan apapun, baik kita maupun rekan kita.
Tahapan menentukan strategi kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan kita. Agar semua strategi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Kita memerlukan suatu agenda atau jadwal untuk suatu pelaksanaan kegiatan yang berjalan berurutan dan terperinci. Kita sudah menentukan bentuk kegiatan yang akan dilakukan, kemudian kita sudah mendapatkan informasi mengenai cuaca terbaru. Dari informasi tersebut kita dapat menentukan waktu kegiatan. Kemudian, kita dapat menghitung mundur dari waktu pelaksanaan disesuaikan dengan lamanya persiapan yang akan dilakukan.
Dalam tahapan penyusunan jadwal atau agenda, lamanya sebuah kegiatan menjadi salah satu hal yang menentukan waktu dan komponen-komponen yang harus dipersiapkan. Persiapan perjalanan ke gunung Gede Pangrango selama tiga hari, akan berbeda dengan persiapan sebuah perjalanan ekspedisi menuju tempat yang medannya sulit seperti ke Carstenz Pyramid, Papua. Komponen yang dibutuhkan juga sangat berbeda jauh. Seperti perizinan, tahapan perizinan ke gunung Gede Pangrango hanya membutuhkan waktu beberapa hari saja. Namun, perizinan untuk pendakian gunung ke Carstenz Pyramid membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Dari hasil riset tersebut, kita dapat menemukan komponen-komponen yang dibutuhkan. Yakni, perizinan, perlengkapan dan peralatan, logistik, persiapan teknis seperti latihan fisik maupun pembekalan materi lainnya sesuai dengan jenis kegiatan, lama kegiatan, tahapan pasca kegiatan yakni pendokumentasian seperti penyusunan laporan, atau foto kegiatan. Dari hal-hal itu kita dapat menentukan jadwal kegiatan kita mulai dari munculnya sebuah gagasan ataupun ide sampai pada tahapan pelaporan.
salam lestari dari http://mapala-cartens-jepara.blogspot.com/