Alor, Nusa Tenggara Timur –Selama tiga pekan kedepan, mulai dari 13 Maret hingga 2 April 2014, WWF-Indonesia akan memimpin sebuah tim ekspedisi laut di dua kawasan konservasi perairan Alor dan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Ekspedisi ini bertujuan untuk menyusun data dasar dampak perlindungan kawasan perairan pada populasi ikan dan tutupan karang keras di dua kawasan tersebut.
Selain WWF Indonesia, tergabung dalam tim ekspedisi ini adalah peneliti dari Badan Riset Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor dan Flores Timur dan Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia.
Kawasan konservasi perairan banyak digunakan sebagai alat pengelolaan wilayah laut di seluruh dunia, tetapi banyak variasi dalam capaian sosial dan ekologinya. Melalui ekspedisi Solor-Alor ini diharapkan dapat diketahui bagaimana dan kapan sebuah kawasan konservasi perairan di Indonesia memberikan dampak positip untuk keanekaragamanan hayati, perikanan dan kehidupan masyarakat.
Kawasan konservasi perairan Alor seluas 400.080 hektar ditetapkan oleh Bupati Alor pada tahun 2012, sementara wilayah laut di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2013 telah dicadangkan untuk ditetapkan menjadi kawasan konservasi perairan seluas 150.000 hektar oleh Bupati Flores Timur. Kedua kawasan dikenal memiliki kekayaan hayati perikanan yang tinggi dan banyak dimanfaatkan untuk wisata bahari. Ekosistem laut yang kondisinya masih baik di kawasan ini menarik banyak nelayan dari luar untuk mengeksploitasi, sehingga tekanan pada sumberdaya alam semakin tinggi.
“Penetapan kawasan konservasi perairan Alor dan Flores Timur adalah strategi pengelolaan yang tepat, terutama karena kedua kawasan ini secara ekologi masih merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Laut Sawu walaupun secara yuridis tidak termasuk pada wilayah KKPN Laut Sawu,” ujar M. Ridha Hakim, Small Islands Partnership and Governance Leader Coral Triangle Program WWF-Indonesia.
“Perairan Alor sampai Flores Timur memang perlu dikelola dengan model kawasan konservasi perairan dengan penerapan sistim zonasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku karena dalam kawasan ini terkandung kekayaan alam laut yang amat penting baik bagi sumber pendapatan negara dan daerah serta perekonomian masyarakat melalui sektor perikanan (perikanan pelagis dan ikan karang) dan pariwisata, juga bagi pelestarian keanekaragaman hayati laut seperti mamalia laut, penyu dan pari manta.
Riswanto, salah satu anggota tim ekspedisi dari Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, mengatakan pentingnya mengukur keberhasilan pengelolaan untuk memastikan upaya perlindungannya memberi manfaat ekonomi yang berkelanjutan. “Menetapkan kawasan konservasi tidak mudah, namun lebih sulit lagi adalah memastikan upaya perlindungannya betul-betul bermanfaat, efektif dan efisien,” ujarnya.
Tim Ekspedisi akan melakukan pendataan di hampir 80 titik di sekeliling pulau Alor, Pantar, Lembata, Adonara, Solor dan sebagian Flores bagian Timur, baik di dalam kawasan konservasi maupun di luar kawasan. Akhir tahun ini, kegiatan serupa juga akan dilakukan untuk pengambilan data dasar sosial-ekonomi.
Ekspedisi ini diharapkan akan menghasilkan status terbaru kondisi ekosistem terumbu karang Kabupaten Alor dan Flores Timur, informasi mengenai pola pemanfaatan sumberdaya di Kabupaten Alor dan Flores Timur, termasuk potensi perikanannya dan ancamannya. Akan dipastikan juga lokasi unik Alor sebagai koridor migrasi cetacean di Indo-Pacific, sehingga bisa disusun sebuah rekomendasi bagi upaya pengelolaan dan konservasi ekosistem pesisir di Kawasan Konservasi Perairan di Kabupaten Alor dan Flores Timur.
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi:
· Estradivari, Monitoring Science Coordinator,WWF-Indonesia, email estradivari@wwf.or.id; 08129541624
· Muhammad Ridha Hakim, Small Islands Partnership and Governance Leader Coral Triangle Program , WWF-Indonesia, email rhakim@wwf.or.id; 08113823646
Riswanto, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, email riswanto_lrpsi@yahoo.co.id; 0811502368386798