Lokasi : Kampung Pa’batteang Selayar |
Dusun Pa’batteang merupakan salah satu perkampungan tradisional di Desa Lalang Bata, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar,Sulawesi-Selatan yang sebahagian wilayahnya dikelilingi oleh anak sungai dan hamparan lahan pertanian serta tanah perkebunan bermasa depan cerah.
Berbagai jenis varietas tanaman pertanian tumbuh subur ditengah iklim cuaca dan kultur tanah perkampungan yang subur. Komoditas tanaman sejenis cengkeh, kelapa, pisang, kenari, sirsak, jambu, kakao, nangka, mangga, pepaya pohon pinang dan kedondong menjadi tumpuan harapan kehidupan bagi kebanyakan warga masyarakat setempat.
Namun sayang, karena kenyataan, tak seindah harapan masyarakat yang masih harus mengolah lahan perkebunannya dengan cara manual dan hanya mengandalkan alat pertanian tradiosional seadanya, seperti cangkul, sabit serta anak linggis yang dimanfaatkan oleh para petani untuk menggemburkan lahan pertanian milik mereka.
Kondisi ini kian diperparah oleh kehadiran berbagai jenis hama tanaman sebut saja, tupai dan babi yang kerap memangsa tanaman warga hingga tidak jarang memicu terjadinya musibah gagal panen terutama pada komoditas tanaman kakao atau coklat.
Selain itu, masyarakat juga masih dibenturkan pada kendala infrastruktur jalan pertanian berbatu dengan kondisi medan yang berkelok, menanjak dan licin, hingga tidak memungkinkan warga untuk dapat mengakses dan mengangkut tanaman mereka dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Lokasi : Kampung Pa’batteang Selayar |
Dalam kondisi seperti ini, keputusan untuk mengangkut hasil-hasil perkebunan dengan cara menggotong ataupun menjujung diatas kepala menjadi sebuah hal yang tak dapat terhindarkan meski mereka harus mengeluarkan begitu banyak tenaga dan energi.
Berjalan sampai puluhan kilo dengan beban kayu usungan dipundak dan karung diatas kepala, tampak telah menjadi sebuah tradisi turun-temurun ditengah-tengah lingkungan kehidupan warga masyarakat Dusun Pa’batteang.
Harapan akan sebuah perubahan masa depan kehidupan, sangat jelas tersirat dibalik keriput wajah dan tetesan keringat para petani kampung yang setiap harinya harus melakoni profesi penggarap lahan pertanian di tengah sengatan terik panas matahari.
Saban hari, para petani dikampung ini berharap pemerintah kabupaten akan dapat mengfokuskan perhatian seriusnya terhadap upaya peningkatan infrastruktur jalan pertanian untuk ruas sungai Li’bo-Buhung Tujuh, Batu Gantara, Jalapang, Kambulung dan jalan poros Batu pakere-Panasa’ sepanjang + satu kilo meter.
Lokasi : Kampung Pa’batteang Selayar |
Mimpi indah untuk dapat mengangkut komoditi hasil pertanian dengan menggunakan armada mobil diharapkan warga akan terjawab melalui rangkaian proses penyusunan dan pembahasan RAPBD Kabupaten Kepulauan Selayar di TA. 2015 mendatang. Selain jalan tani, beberapa ruas jalan pemukiman di Dusun Pa’batteangpun sudah saatnya untuk mendapat sentuhan perhatian serius pemerintah kabupaten termasuk diantaranya ruas jalan lingkungan Bolakang yang menghubungkan Dusun Silolo, Ibukota Desa Lalang Bata dengan Dusun Pa’batteang, Batu Pakere dan sejumlah jalan perkampungan lainnya.
Dilain sisi, para petani sangat mengharapkan sentuhan perhatian instansi berkompoten untuk dapat segera mengupayakan langkah pembasmian hama tanaman jenis babi dan tupai yang sudah sejak ratusan tahun silam menjadi pemicu gagalnya musim panen terhadap sejumlah komoditas tanaman pertanian di wilayah Kecamatan Buki secara umum dan Dusun Pa’batteang pada khususnya.
Dari hasil penelusuran wartawan di Dusun Pa’batteang terkuak begitu banyak selipan potensi wisata unik dan menarik yang berpeluang untuk ditumbuh kembangkan sebagai sumber penghasilan asli daerah maupun penghasilan asli desa (PAD, red).
Hampir semua jenis potensi wisata terdapat di Dusun Pa’batteang mulai dari keberadaan sumur alam dengan gaya staliktitnya yang unik, situs pemakaman tua, benda-benda peninggalan cagar budaya turunan, sampai kepada ciri tradisi adat-istiadat masyarakat kampung Pa’batteang yang mencerminkan simbol kehidupan religius masyarakat Kepulauan Selayar. Secara khusus, anak sungai Li’boia berpotensi untuk ditumbuh kembangkan sebagai kawasan budidaya udang ikan mujair dan ikan lele.
(PLH Silajara Indonesia / fadly syarif)