Menikah di Puncak Gunung Mahameru |
Sebuah perjalanan melelahkan selama 4 hari demi sebuah janji sehidup semati di Puncak Mahameru. Entah apa yang melandasi Mas Demon dan Mbak Ratih untuk melakukan hal tersebut di puncak tertinggi di tanah Jawa tersebut. Perkenalan saya dengan mereka berdua pun masih seumur jagung. Namun semuanya menjadi akrab ketika kami mencapai puncak Mahameru 3.676 mdpl pada 20 Juni 2011.
Pertemuan pertama saya dengan keduanya pun sejak beberapa hari yang lalu sejak saya menulis artikel ini. Bertemu di sebuah lokasi di daerah Malang dalam persiapan pendakian menuju puncak Semeru. Setelah berbincang – bincang ternyata Mas Demon yang bernama asli Mostariza merupakan seorang senior saya di sebuah organisasi pendaki gunung dan penjelajah alam Young Pioneer Malang.
Tidak hanya saya dan mereka, namun pendeta, kerabat keluarga, dan kawan-kawan pendaki dari berbagai daerah di Jawa Timur pun sengaja hadir untuk menyukseskan proses pemberkatan pernikahan di puncak. Bahkan seorang fotografer fenomenal, Don Hasman pun hadir pada acara yang dilaksanakan 20 Juni 2011 tersebut.
Bukan hal yang mudah untuk mendatangkan seorang penghulu yang mau menikahkan mempelai di puncak. Apalagi keluarga mempelai! Yang muda – muda aja masih mikir untuk naik ke gunung yang telah memakan korban jiwa 28 orang sejak Soe Hoek Gie meninggal bersama Idhan Lubis tahun ’69 yang lalu.
>> Puncak Kebahagiaan Di Puncak.
Hal yang membuatku bersemangat adalah karena ini merupakan sebuah moment yang langka, tidak semua orang memiliki keinginan untuk melakukan hal segokil ini demi sebuah ikatan pernikahan. Naik ke puncak Mahameru kapan pun bisa, namun yang pengen menikah di sana siapa yang mau melakukannya lagi!
Seorang Don Hasman mengatakan “Saya menunggu moment ini selama 25 tahun, dulu saya yang ingin melakukannya, namun istri saya tidak mau.” Bisa kebayang tuh, kakek 70 tahun yang sudah motret di 5 benua, jalan 2 juta langkah dari Prancis menuju Spanyol, naik ke semeru setahun lebih awal dari Soe Hoek Gie pada tahun 1968, melakukan ekspedisi ke everest base camp sampai ketinggian 6.150 mdpl yang 9 tahun kemudian diperbaharui oleh satuan khusus gabungan (Kopassus, Wanadri, Mapala UI) menuju puncak everest, dan merupakan 100 fotografer terbaik dunia sekalipun masih kuat dan mampu mencapai puncak untuk menghadiri acara yang sangat istimewa ini! “Ini yang pertama di Indonesia, Mon” Ucap bang Don ke Mas Demon. Masa yang muda mau kalah!
Perjuangan melintasi trek yang menanjak hingga melawan suhu yang dingin dan oksigen yang menipis akhirnya sukses! Perjalanan sepanjang 9.5 km menuju Ranu Kumbolo dan ditambah 2 Km menuju Kalimati yang keduanya merupakan Shelter pendakian. Melanjutkan kea rah Archopodo selama 2.5 jam dan melakukan puncak attack pukul 00.30 Wib! Jumlah kami hamper 50 orang, termasuk kedua mempelai. Melawan trek pasir yang memaksa kami maju mundur, gelapnya malam, kencangnya angin, dan dinginnya hawa puncak. Kedua mempelai pun tiba pukul 9 pagi di Puncak Mahameru.
Sesaat setelah tiba di puncak, keduanya memasuki tenda yang telah dibangun sebelumnya oleh kami. Sementara keduanya bersiap – siap ganti kostum, kami pun melakukan persiapan lain yaitu menyusun batu sebagai altar dan menggali lubang tempat peletakan plakat pernikahan.
Acara pun berlangsung khidmat, dipimpin oleh seorang Pendeta dan di saksikan oleh kami. Mereka pun saling bertukar cincin. Keduanya pun mengikat janji sehidup semati dihadapan kami, berbalut busana tokoh pewayangan Arjuna dan Shinta. mereka berdua pula yang melepas penutup plakat Pernikahan yang telah kami tanam sebelumnya tepat di samping plakat In Memmoriam Soe Hoek Gie dan Idhan Lubis. Suasana harupun tidak bisa dihindari, satu persatu kami memberi selamat kepada mereka. Jabatan erat dan pelukan hangat kepada keduanya. Semoga langgeng kawan! Selamat menempuh hidup baru untuk kawan Mostariza Dan Lucia Ratih Aditiarini!
Teringat sebuah potongan lirik lagu Cold Play – Fix You
“And high up above or down below
When you’re too in love to let it go
But if you never try you’ll never know
Just what you’re worth”
Sekali lagi selamat buat salah satu anggota Young Pioneer (YEPE) Malang: ‘Demon’ Mostariza YP-216-GG Dan Lucia Ratih Aditiarini. “We Shall Overcome”
Bergabunglah di Group sekolah pendaki gunung