Presiden Ukraina Petro Poroshenkodan istri saat berkunjung ke Borobudur, Sabtu (6/8/2016) lalu |
Wisata Sejarah - Candi Borobudur benar-benar membuat siapa saja kagum saat berkunjung ke sana. Lihatlah saat Presiden Ukraina, Petro Poroshenko bersama istri, Maryna Poroshenko, berkunjung ke sana, Sabtu (6/8/2016) lalu. Keduanya langsung terkesima dan jatuh cinta.
Di tengah guyuran hujan, Presiden Poroshenko tak ragu berkeliling dan berselfie ria di tengah candi terbesar di dunia itu. Mereka menaiki tangga satu per satu sampai ke level puncak.
Selama 30 menit, Presiden Ukraina itu asyik menikmati keindahan monument batu-batu hitam vulkanik yang didirikan sekitar tahun 800-a Masehi, masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Kekaguman Petro Poroshenko pada mahakarya budaya yang sudah masuk cagar budaya UNESCO itu tak habis-habisnya dia tunjukkan. Ada 2.672 panel relief, aslinya ada 504 arca Budha. Borobudur punya koleksi relief Budha terlengkap dan terbanyak di dunia. Punya 72 stupa atau patung Budha besar di tatanan batu itu.
Dia tak bisa diwawancarai media. Tapi pandangan kekaguman terhadap Borobudur seperti tak pernah putus. Hal itu diamini Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko yang ikut mendampingi.
“Presiden Poroshenko memang sangat kagum dengan Borobudur. Beliau sering selfie dengan latar belakang Candi Borobudur,” terang Heru.
Saat menyambut Presiden Ukraina, Heru mengaku ikut ditemani Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setiabudi, Bupati Magelang Zaenal Arifin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah Prasetya Aribowo hingga jajaran PT Taman Wisata Candi Borobudur.
Panggah Ardiansyah, staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) yang menjadi guide Presiden Ukraina juga ikut mengamini.
“Presiden Ukraina sangat mengagumi candi Borobudur yang begitu megah, bersih serta memiliki nilai historis. Beliau selalu menanyakan tentang relief di dinding candi dan sempat membandingkan dengan Angkor Wat di Kamboja. Dan menurutnya, Candi Borobudur sedikit lebih terawat,” kata Panggah.
Tak hanya relief yang dikagumi Presiden Poroshenko, hiasan relief dan corak Buddhis yang ada di Candi Borobudur juga membuat sang Presiden penasaran. Alhasil, Panggah pun mengaku langsung memberi penjelasan tentang relief di lorong I. Ada relief Lalitavistara yang menceritakan tentang kehidupan Sang Buddha Gautama serta relief yang rekarnasi Buddha yang membuat Presiden Poroshenko terkesima.
Menpar Arief Yahya ikut tersanjung dan berterima kasih atas kunjungan Presiden Ukraina Poroschenko ke Mahakarya Budaya Dunia di Magelang, Jateng itu. Sudah pasti berita kunjungan ke heritage yang oleh Menpar dijuluki “World Cultural Masterpiece” itu pasti diliput oleh media-media Eropa Timur di media digital.
“Dan itu menjadi promosi dan viral yang bagus buat pasar Eropa Timur, terutama Ukraina,” kata Arief Yahya.
Memang Mantan Dirut PT Telkom yang alumni ITB Angkatan 80 itu tengah menyiapkan format baru management dengan pola “Single Destination, Single Management.”
Setelah Badan Otoritas Pariwisata (BOP) dibentuk, tugas utamanya adalah membentuk KEK, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di dekat kompleks Borobudur, tanpa harus menghilangkan peran pihak lain di Zone 1, Zone 2 dan Zona 3.
“Kami tidak akan menyentuh Zone 1-2-3. Sama sekali tidak. Tapi wajib Single Management, kalau ingin cepat maju dan tidak menimbulkan persoalan tersendiri,” kata Arief.
Arief yang S-2-nya lulusan Surrey University Inggris dan S-3 di Unpad Bandung itu membandingkan dengan Angkorwat, Kamboja. Pengelolanya juga single, namanya APSARA National Authority. Serahun Angkorwat didatangi 2.350.000 juta. Setahun jumlah kunjugan Wisman mereka da 2.350.000 orang. Berapa Borobudur? Yang lebih tua, lebih indah, lebih besar itu tahun 2015 lalu baru 254.082 ribu.
“Inilah yang sedang kami kebut,” ujar Menpar Arief Yahya.
Hiramsyah Sambudhy Thaib, Ketua Pokja 10 Top Destinasi Prioritas menegaskan konsep yang diinginkan Menpar Arief Yahya. Zone-1 yang dikuasai Kebudayaan Kemendiknas tidak akan diutak-atik oleh Badan Otorita nanti. Hanya butuh koordinasi yang baik agar tidak overlap di lapangan yang mengesankan tidak ada koordinasi lapangan.
“Begitu pun dengan Zona-2 dengan Kemen BUMN dan PT Taman Candi Borobudi, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko. Termasuki Zona-3 dengan PKL yang dikelola oleh Pemda,” tambah Hiram yanh saat ini terus melengkapi kelengkapan administratif BOP itu. (inf)