Terumbu Karang Pulau Kemudi Mati Akibat Pembiusan |
Terumbu Karang - Terumbu karang di sekitar Pulau Kemudi, Kecamatan Bunguran Selatan perlahan mulai mati akibat banyaknya aksi pembiusan yang diduga dilakukan oknum nelayan. Bahkan belum lama ini nelayan menemukan satu botol yang diduga kuat berisi obat bius potasium.
Padahal, Pulau Kemudi dikenal sebagai gugus pulau yang memiliki keindahan terumbu karang serta habitat penyu laut. Namun perlahan keindahan itu rusak akibat tangan jahil para oknum nelayan yang diduga dilakukan oleh nelayan luar Kecamatan Bunguran Selatan.
Saharman salah satu tokoh masyarakat Bunguran Selatan berharap pelaku pembiusan yang sering beraksi di peraiaran Kecamatan Bunguran Selatan terutama di sekitaran Pulau Kemudi ditangkap. Dengan tujuan agar tidak ada lagi aktifitas pembiusan di laut sekitar Kecamatan Bunguran Selatan khususnya di Pulau Kemudi.
"Kita memang belum pernah menemui secara langsung atau menangkap tangan oknum nelayan yang suka membius ikan. Namun kita sudah menyimpan bukti kuat yakni botol berisikan obat bius jenis potasium yang tersangkut di antara batu besar di perairan Pulau Kemudi. Mungkin itu obat bius yang jatuh saat mereka hendak membius ikan," kata Saharman kepada media di Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, Rabu (3/8).
Saharman juga menyampaikan, selama 16 tahun terumbu karang di Pulau Kemudi hidup dengan baik. Bahkan di situ sering menjadi lokasi pemancingan nelayan dan masyarakat Natuna saat mengisi waktu libur. "Kalau terumbu karang bagus, otomatis ikannya banyak sekali. Tapi belakangan ini populasi ikan di lokasi itu sedikit, sebab karangnya banyak mati," jelas Saharman.
Praktek penangkapan ikan dengan cara pembiusan itu, sudah berlangsung sejak bulan puasa lalu dan dilakukan pada malam hari agar tak diketahui masyarakat setempat.
"Biasanya merka nangkep pada malam hari ketika nelayan Desa Cemaga sedang menjalankan shalat tarawih dan ketika waktu shalat jumat, pada waktu-waktu itu nyaman mereka karena warga khususnya yang laki pada naik masjid," ungkapnya.
Camat Bunguran Selatan Saidir membenarkan prihal itu, ia mengaku yakin botol yang ditemukan nelayan itu berisikan potasium. Dan Potasium itu akan dipergunakan membius ikan.
Merespon laporan dari masyarakat itu, Ia bersama Kepala Desa, Babinkantibmas, BPD dan tokoh masyarakat sekitar langsung mengecek kebeberapa tempat dan pemilik pompong terkait penemuan yang diduga potasium tersebut.
"Dengan penemuan potasium itu, kita melakukan pengecekan kebeberapa pompong nelayan yang dari luar wilayah Kecamatan Bunguran Selatan. Namun tidak ditemukan barang seperti yang diduga potasium dan lain sebagainya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan laporan bahwa ikan-ikan hasil pembiusan tersebut dijual ke beberapa camp penampungan ikan yang ada disekitar wilayah Cemaga.
"Namun setelah kita bersama unsur terkait mencoba ke beberapa camp yang ada ternyata tidak ada penghuninya dan ikan yang sebelumnya banyak di camp tersebut sekarang sudah tidak ada lagi. Hal ini menjadi pertanyaan karena sebelumnya camp yang kosong dalam beberapa hari terakhir ternyata banyak isinya dan sekarang sudah kosong lagi," jelasnya.
Terkait pristiwa ini, pihaknya akan segera membentuk dan menerbitkan surat keputusan (SK) bersama tentang pengawasan dan perlindungan biota laut dikawasan Pulau Kemudi.
"Jadi dalam waktu dekat ini kita akan segera membuat SK tentang pengawasan dan pelestarian biota laut di derah Cemaga. Hal ini bertujuan agar aksi pembiusan yang sedang marak di wilayah Cemaga bisa diberantas," tutupnya. (fat/hk)