Aceh yang sangat kental
dengan budaya Islam mungkin cocok untuk Anda berlibur di bulan Ramadan. Seperti
bangunan Benteng Indrapatra, inilah bentang sejak masa Hindu yang juga berperan
penting di masa kerajaan Islam.
Siapa sangka, Aceh
dengan syariat Islam yang getol, ternyata memiliki kaitan sejarah dengan Hindu.
Agama ini merupakan agama pertama kali masuk ke Aceh yang dibawa langsung oleh
bangsawan dari India Selatan.
Para bangsawan dari
India tidak sengaja menemukan Aceh dalam perjalanannya untuk menyelamatkan diri
dari konflik berdarah di negeri sendiri. Sesampai di Aceh, mereka kemudian
mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu kepada penduduk pribumi.
Bentuk Benteng |
Sejarah menyebutkan,
bahwa agama Hindu masuk ke Aceh sejak abad ke-7 Masehi. Goresan sejarah Hindu
di Aceh masih dapat ditemukan melalui beberapa jejak peninggalan di Aceh.
Benteng Indrapatra merupakan salah satu jejak sejarah yang berada di Kabupaten
Aceh Besar. Benteng ini sengaja dibuat agar musuh tidak bisa menerobos masuk ke
daratan Aceh.
Untuk menuju ke lokasi
benteng ini, traveler harus menempuh perjalanan sekitar 19 km dari pusat
ibukota Banda Aceh. Lalu berjalan ke arah timur dan Anda akan memasuki Desa
Ladong, Kabupaten Aceh Besar. Bentengnya tepat berada di bibir pantai. Keren!
Awalnya, lokasi ini
terdapat 3 bangunan benteng. Namun kini hanya tersisa 2 bangunan yang masih
berdiri dan sangat disayangkan karena beberapa kontruksi bangunan sedikit
hancur. Bangunan utama seluas 70x70 m, di dalam bangunan utama itu terdapat 2
stupa dengan kubah di atasnya.
Di dalam stupa ini
terdapat sumur yang digunakan untuk ritual umat Hindu dalam membersihkan diri.
Para ahli sejarah mengatakan, selain sebagai tempat pertahanan, benteng ini
juga digunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu.
Tak jauh dari bangunan
utama, terdapat bangunan benteng yang luasanya lebih kecil dari benteng utama.
Setiap sisi dinding terdapat lubang-lubang sebesar 50x50 cm. Lubang ini
digunakan sebagai tempat meriam. Kemudian, bagian tengah dari benteng ini
terdapat ruang penyimpanan amunisi.
Setelah Hindu, muncul
kerajaan Islam yang pada masa keemasan dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Pada
masa ini, benteng tetap digunakan sebagai basis pertahanan melawan Portugis.
Sultan Iskandar Muda menugaskan Laksamana Malahayati seorang laksamana
perempuan pertama di dunia untuk memimpin pasukan di wilayah basis pertahanan
ini.
Pintu Masuk |
Pintu Masuk, dijaga sobat sobat kita, hehehehe |
Benteng ini merupakan
benteng yang dibangun oleh kerajaan Lamuri, kerajaan Hindu pertama di Aceh.
Walaupun akhirnya Islam mendominasi di Aceh, tetapi Sultan dan Ratu yang
memimpin Aceh tidak pernah menghancurkan jejak peninggalan nenek moyangnya.
Ada pepatah
menyebutkan, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan
sejarahnya". Mungkin pepatah ini bisa menjadi salah satu pembenaran Aceh
menjadi bangsa yang besar pada saat kesultanan.
Jika traveler ingin
menikmati bangunan sejarah ini, Anda bisa menempuh perjalanan selama 30 menit
dari kota Banda Aceh. Lalu berjalan ke arah Krueng Raya. Kemudian dari sisi
kiri, Anda akan menemukan plang nama lokasi benteng.
Jika naik angkutan
umum, ongkos menuju lokasi ini sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 saja. Selain
menyusuri bangunan benteng, Anda juga bisa melipir sejenak ke tepian pantai
sekitar benteng ini..
berikut galery bangunan
Ruangan Benteng, seperti tempat untuk Tim Pemanah atau tempat untuk menembak |
Pos Jaga kalau zaman sekarang |
Area Benteng yang sangat luas |
Sisi kiri Benteng |