Kampanye Greenpeace menyuarakan penyelamatan hutan Indonesia dalam
rangkaian program ”Suara Anak Bangsa” dan pada 3 Agustus 2008
dilanjutkan di Bandung, Jawa Barat. Suara anak-anak penerus bangsa yang
meminta Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera
bertindak menghentikan pengerusakan hutan yang masih terus berlangsung
hingga hari ini, menjadi suatu keprihatinan semua. Wakil Gubernur Jawa
Barat, Dede Yusuf, merupakan pendukung Greenpeace sejak 2007, dan pada
kesempatan ini hadir pada acara tersebut.
Video testimonial
anak-anak Indonesia dari berbagai latar belakang suku etnis dan agama
yang berbeda seperti dari Bengkulu, Jakarta, Tanggerang, Banjarmasin,
Kendari, Manokwari dan Jayapura menunjukan keprihatinan mereka atas
rusaknya hutan di Indonesia dan meminta Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono segera melakukan tindakan menghentikan pengerusakan hutan.
Upaya ini telah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai video
testimonial anak terbanyak tentang penyelamatan hutan Indonesia.
Perlindungan
hutan adalah sesuatu langkah yang penting untuk mengatasi perubahaan
iklim dan menjaga keanekaragaman serta melindungi jutaan orang yang
mengantungkan hidup mereka kepada hutan. Sebagian besar kerusakan hutan
Indonesia disebabkan oleh pembukaan hutan yang tak terkendali untuk
lahan perkebunan kelapa sawit. Greenpeace menyerukan pemerintah
Indonesia untuk memberikan waktu pada hutan Indonesia untuk bernafas dan
perbaikan pengelolaannya melalui jeda (moratorium) alih fungsi serta
pengerusakan hutan.
Kerusakan hutan menyumbang seperlima emisi
gas rumah kaca di seluruh dunia, selain dari emisi yang dihasilkan dari
sektor energi. Pembukaan dan pembakaran hutan yang dilakukan di lahan
gambut telah menempatkan Indonesia sebagai penyumbang emisi gas-gas
rumah kaca (GRK) terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan China.
Indonesia
merupakan negara dengan laju kerusakaan hutan (deforestasi) tercepat,
menurut Guiness Book of World Record. Kampanye Greenpeace untuk
menghentikan laju deforestasi mendapat dukungan besar dengan keputusan
sebuah perusahaan seperti Unilever, salah satu pengguna minyak sawit
terbesar di dunia, menyatakan dukungannya untuk jeda (MORATORIUM)
pengerusakan hutan Indonesia serta berjanji untuk memastikan seluruh
pasokan minyak kelapa sawit mereka berasal dari perkebunan yang tidak
merusak hutan dan ramah lingkungan pada 2015.
Siapapun dan
dimanapun Anda adalah suatu kewajiban kita untuk memberikan anak-anak
penerus bangsa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dengan menjaga
hutan dan menjamin keselamatan bangsa.