Kondisi sekolah yang letaknya lebih
rendah dibandingkan dengan bangunan sekitar, menjadikan SMPN 18 selalu
dilanda banjir saat musim hujan tiba. Hal ini mengakibatkan beberapa
sudut sekolah ditumbuhi rumput serta ilalang saat banjir menerpa. Tentu
saja kejadian ini membuat kurang nyaman dalam proses pembelajaran di
sekolah. Untuk menanggulangi hal tersebut, pihak sekolah telah
merencanakan beberapa program lingkungan hidup. Topik ini menjadi
pembahasan dalam pembinaan Surabaya Eco School oleh Tunas Hijau di
sekolah kawasan yang terletak di Surabaya Utara ini, Senin (30/9)
Melalui program yang diselenggarakan
Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya dan PT. Pembangkitan
Jawa-Bali (PT. PJB), sekolah diminta membuat program sesuai dengan
kondisi lingkungannya. “Halaman pojok depan sekolah saat banjir selalu
ditumbuhi tanaman liar. Sekarang sedang dibangun green house disana
supaya lahannya termanfaatkan,” kata Puri Graha Mulyani, kader
lingkungan kelas IX-G. “Rencananya tempat tersebut akan digunakan untuk
budidaya tanaman anggrek. Tanaman jenis ini memang mau dijadikan ikon
sekolah, sesuai dengan logo kader lingkungan SMPN 18 juga,” tutur Puri
sambil menunjukkan lokasi pembangunan green house sekolah.
Kader lingkungan SMPN 18 membasahi komposter tong aerob supaya proses pengomposan dapat berjalan lebih maksimal. |
Kader lingkungan SMPN 18 memasukkan sampah daun kedalam komposter aerob. |
Kader lingkungan SMPN 18 membenahi tanaman anggrek yang banyak bertebaran di sekolah. |
Kader lingkungan SMPN 18 membersihkan areal pembibitan tanaman lombok di taman sekolah. |
Kader lingkungan SMPN 18 mengumpulkan sampah-sampah plastik kedalam tempat sampah khusus. |
Kader lingkungan SMPN 18 memungut sampah botol plastik yang masih bertebaran di sudut sekolah. |
Kader lingkungan SMPN 18 menunjukkan green house sekolah yang sedanng dibangun. |
salam dari kami Tunas Hijau Indonesia