Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang lokasinya berdekatan |
Harmony in Weltevreden adalah salah satu tur unik untuk wisatawan di Jakarta. Traveler akan diajak melihat keharmonisan umat Muslim dan Nasrani di jantung ibukota.
Walkindies Travel CO merupakan oprator tur yang menawarkan paket wisata walking tour. Paket yang mengajak traveler berjalan kaki untuk mengelilingi berbagai destinasi di Jakarta. Harmony in Weltevreden, jadi satu dari banyak paket wisatanya yang menarik.
"Mengapa disebut harmony? Karena kami mau memperlihatkan kepada wisatawan kalau di Jakarta ada kehidupan harmonis antar umat beragama. Tepatnya di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral ini," ujar pemandu wisata dari Walk Indies, Supriyatno kepada detikTravel di Masjid Istiqlal, Jl Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2015) kemarin.
Pria yang akrab disapa Supri ini menambahkan, beberapa peserta tur dari Australia, Belanda sampai AS begitu kagum saat melihat Masjid Istiqlal dan Gereja Katderal yang lokasinya sangat berdekatan. Apalagi, kedua bangunan tersebut sarat sejarah.
Gereja Katedral |
Para peserta tur pun diajak untuk masuk ke dua tempat ibadah tersebut. Di Masjid Istiqlal, Supri menceritakan banyak sejarah soal bangunan masjidnya yang melambangkan ajaran Islam. Seperti, lima lantai di dalam masjidnya yang artinya lima ibadah salat umat Muslim setiap hari.
"Banyak turis kaget, saat tahu kalau arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Katolik. Mereka juga kagum karena masjidnya sangat besar dan luas," tutur Supri.
Begitu pula saat di Gereja Katedral. Supri menjelaskan dari A sampai Z mengenai sejarah dan arsitektur katedralnya. Fakta menarik, Gua Maria di bagian luar katedralnya disebut-sebut mirip seperti Gua Maria yang ada di Yerusalem.
Gua Maria di Gereja Katedral |
Baik umat Muslim dan Nasrani, sehari-hari beribadah dengan damai nan tenang di masing-masing tempat ibadahnya. Ada banyak keharmonisan yang terjalin, yang mana kedua umat tersebut saling bantu satu sama lain. Supri, lalu memberikan contoh.
"Saat perayaan Idul Fitri, parkir di Masjid Istiqlal sangat penuh. Sehingga, halaman di Gereja Katedral dijadikan tempat parkirnya. Begitu pun saat perayaan Natal, mobil-mobil umat Nasrani di parkir di halaman masjid," ungkapnya.
Harmoni sudah, lalu apa yang dimaksud Weltevreden? Supri menjelaskan, Weltevreden adalah bahasa Belanda yang artinya sangat memuaskan. Itu tak lepas dari sejarah zaman kolonial Belanda saat menjajah Indonesia.
"Sekitar abad ke-18, pusat pemerintahan Belanda itu adanya di kawasan Kota Tua. Namun kala itu, wabah penyakit menyerang kawasannya yakni malaria dan kolera. Banyak orang meninggal yang ternyata pemerintahnya sendiri tidak tahu penyebabnya dan tidak ada obatnya juga. Mereka melihat kawasan yang sekarang Monas ini masih hijau dan indah. Jadinya, mereka pindah ke sini dan merasa puas," papar pria 23 tahun itu.
Selain mendatangi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, peserta tur turut diajak mengelilingi bangunan bersejarah di sekitar tempat-tempat ibadah tersebut. Ada Gedung Pancasila, Lapangan Banteng, kantor pos, kantor Kementerian Keuangan, Gedung Kesenian Jakarta dan Restoran Es Krim Ragusa.
"Tahu nggak, kalau kantor Kementerian Keuangan itu dulunya kantor Herman Willem Daendels, gubernur Jakarta di zaman Belanda tapi tidak semuanya selesai dibangun. Atau, mengapa disebut Lapangan Banteng, karena di sana dulu banyak banteng berkeliaran. Kantor pos ada dua, yakni kantor pos lama dan baru. Kita bisa melihat perangko yang harganya jutaan karena peninggalan dari zaman Belanda," ujar Supri panjang lebar.
Supri (baju merah) bersama turis memasuki Masjid Istiqlal |
Mau ikut tur Harmony in Weltevreden dari Walkindies Travel CO? Siapkan kocek sebesar Rp 250 ribu yang sudah termasuk tas keren, kaos dan perlengkapan traveling lainnya seperti payung sampai obat-obatan. Turnya berlangsung dua jam dan titik akhirnya adalah makam es krim di Ragusa. Nyam!
smbr info : http://travel.detik.com/