Masjid Penyengat dengan empat menaranya yang khas.
Menginjak Pulau Penyengat seperti kembali ke zaman kerajaan melayu tempo dulu. Bangunan peninggalan berusia ratusan tahun masih bisa nikmati dan relatif masih utuh.
Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat masih berdirih kukuh dengan ornamen khas melayunya. Warna kuning dan hijau membungkus dinding tempat ibadah yang masih lestari itu. Empat menara menjulang dengan sejumlah kubah di tengahnya, sangat kontras dilihat dari pompong yang membawa kami ke Pulau Penyengat dari pelabuhan di Tanjungpinang. Jarak tempuhnya sekitar 15 menit.
Untuk melihat sisa-sisa masa kejayaan kerajaan melayu di pulau seluas kurang lebih 2.500 meter x 750 meter itu kita bisa menyewa becak motor yang selalu siap mengantar wisatawan. sewanya Rp25 ribu per jam. Namun sayang, di waktu hari-hari besar seperti hari raya, becak motor lebih tidak selama itu, pengunjung hanya diberi waktu 5 menit setiap berhenti di situs-situs bersejarah (biasanya berhenti di makam pahlawan nasional Raja Ali Haji, makam Engku Putri Raja Hamidah, makam Raja Ja’afar dan Raja Ali, kompleks Istana Kantor, Balai Adat, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi).
Bagi wisatawan yang pertamakali berkunjung, waktu 5 menit di setiap destinasi tentu tidak akan puas menikmati peninggalan pusat kerajaan islam melayu itu.
Kuliner khas Pulau Penyegat, seperti kue deram-deram dan otak-otak juga bisa langsung kita nikmati atau kita bawa sebagai buah tangan. (esont)
Galeri Foto :
Naik pompong menuju Pulau Penyengat.
Bayar ongkos Rp5000 per orang sekali jalan.
Becak motor transportasi untuk wisatawan.
Makam Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional Bidang Bahasa Indonesia.
Berdo’a.
Peristirahatan terakhir Raja Hamidah (Engku Putri).
Makam Yang Dipertuan Agung Riau VI Raja Jaafar dan makam Yang Dipertuan Agung Riau VIII Raja Ali. (Sebelum dijadikan kompleks makam, kompleks ini merupakan masjid. Kolam sebelah kanan depan dulunya tempat berwuduk).
Serasa jadi raja dan ratu di Balai Adat.
Berpose di dua pucuk meriam yang mengarah ke lautan.
Otak-otak ikan parang yang lezat.
Bumi segantang lada. (esont)