Pulau Batam dan Pulau Bintan kurang lebih sama nasibnya dalam eksploitasi pasir darat. Di Batam, anda bisa lihat di kawasan Batu Besar & Nongsa Pantai. Di sana terdapat banyak sekali kubangan-kubangan besar bekas galian pasir.
Saya ingat betul, kampung Panglong, Batu Besar, tempat saya dibesarkan, dulu separuh wilayahnya berupa hutan dan semak belukar. Saya kecil sering mencari burung & telurnya di sana. Sekarang, hutan itu sudah berubah menjadi kubangan luaaaas sekali, seluas danau toba.
Bintan juga sama. Di kawasan Kawal dan Kalang Batang ada banyak kubangan bekas pengerukan pasir. Luas-luas, bahkan dewa pun tak tahu harus menimbun kubangan-kubangan itu dengan apa.
Uniknya, beberapa kubangan di bintan memiliki air berwarna biru terang. Biru sebiru-birunya. Lebih biru dari langit yang terkadang suka bewarna putih atau kelabu karena awan. Orang-orang menyebut kubangan ini sebagai Danau Biru.
Waktu one day trip ke Bintan beberapa pekan lalu, saya sempat mampir ke sini. Awalnya bingung juga mencari lokasi persisnya, karena clue yang saya punya cuma satu; terletak di daerah Kalang Batang. Tak ada yang mengulas danau ini dengan detail di internet. Pun kawan yang tahu lokasinya tak bisa mendeskripsikannya sedetail Andrea Hirata.
Maka hari itu, dengan toyota avanza, kami telusuri jalan aspal mulai dari Simpang Korindo, Batu 20, sampai ke arah Kawal. Sempat kami jumpai ‘danau’ warna hitam muda, kelabu sendu, dan biru butek, hingga akhirnya sampailah kami di danau berwarna biru segar ini.
Lokasinya; kalau dari arah korindo, sekitar 2 km sebelum pertigaan kawal. Letaknya di kiri jalan. Dengan sedikit melongok-longokkan kepala dari dalam mobil, danau ini sudah kelihatan.
Jadi, inilah penampakan Danau Biru itu. Dilarang mupeng yaa.. (ʃ⌣ƪ)