Sejak Oktober 2002 Pura Grup
Kudus (PGK) mulai membudidayakan terumbu karang di Pulau Sambangan, Kepulauan
Karimunjawa, Jawa Tengah. Pembudidayaan ini bekerja sama dengan ahli terumbu
karang Jerman Daniel Knop dan Weidlich.
Selain menyelamatkan terumbu karang,
upaya ini diharapkan juga menyelamatkan ekosistem, meningkatkan lapangan kerja,
pariwisata, dan juga devisa
Ronny menjelaskan, secara
sederhana budidaya terumbu karang dilakukan dengan cara mengambil bibit dari
laut terdekat (dalam hal ini seputar Pulau Sambangan), lalu diangkut ke darat
dan dibiakkan di tangki pembibitan. "Saya sudah membangun 10 tangki
pembibitan. Tetapi, baru empat yang dioperasikan," kata Jacobus.
Setiap tangki memuat 3.000 bibit.
Pembibitan berlangsung sekitar enam bulan. Kendala pembibitan adalah gangguan
berupa lumut, plankton, serta ulah penduduk atau pendatang yang masih mengebom
atau menebarkan bahan kimia untuk menangkap ikan, karena mengganggu kualitas
air.
Dari hasil pembibitan, 20 persen
dikembalikan ke habitatnya untuk pelestarian dan perbaikan terumbu karang.
Sisanya akan dieskpor terutama ke Eropa dan Amerika Serikat.
Dalam Buku Rencana Induk Taman
Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa-dengan penanggung jawab Munarti
Sugiono-disebutkan, ekosistem terumbu karang di Karimunjawa terdiri dari tipe
terumbu karang pantai (fringing reefs) dan terumbu karang penghalang (barrier
reefs). Sedang jenis koral terdiri dari 33 genera dan 12 famili. Satu genus
yang nyaris punah adalah karang merah (Tubipora musica).
Salah satu daya tarik terumbu
karang di Kepulauan Karimunjawa adalah munculnya terumbu karang ke permukaan
saat laut surut. "Tetapi, itu hanya bisa disaksikan bulan Oktober dan
hanya berlangsung sekitar tiga jam.