Mesjid Demak adalah salah satu mesjid tertua di Indonesia |
Hallo kawan-kawan plh Indonesia dan semua pembaca yang suka liburan keliling Indonesia! Balik dengan
artikel review tempat-tempat wisata menarik di Indonesia yang bisa dikunjungi
selama liburan. Kali ini saya mau berbagi pengalaman liburan ke kota Demak. Sebenarnya
bukan liburan khusus ke kota Demak, tapi saya ikut bergabung dalam rombongan
tour Wali Songo yang berangkat dari Surabaya menuju kawasan Banten. Acara
jalan-jalan wisata tersebut berlangsung selam satu mingu penuh. Khusus untuk
kota Demak, saya menghabiskan waktu sehari saja. Maklum, keburu harus lanjut
perjalanan ke rute selanjutnya.
Bagaimana cara menuju
kota Demak? Kalau mau ambil mudahnya, ikutan saja ke dalam paket tur wisata
keliling Jawa. Tapi kalau mau liburan solo ala backpacker, kalian bisa naik
kereta api maupun bus antar kota antar propinsi. Kalau bingung cari tempat
strategis menuju Demak, kalian bisa ambil rute jalur darat, bahkan udara,
dengan tujuan kota Semarang. Kota Semarang adalah ibukota propinsi Jawa Tengah
dan menjadi kota metropolitan terdekat menuju Demak. Dari Semarang menuju
Demak, perjalanan darat butuh waktu sekitar dua jam.
Demak adalah salah satu
tempat wisata di Jawa Tengah yang kaya akan sejarah kebudayaan Islam. Tiga
lokasi wisata yang telah saya kunjungi adalah Masjid Agung Demak, makam
keluarga besar keturunan Kerajaan Demak, dan makam Sunan Kalijogo. Oh ya,
kebanyakan wisatawan yang berkunjung Demak adalah mereka yang telah atau akan
melakukan kunjungan ke makam Sunan Kudus di kota Kudus dan makam Sunan Muria di
Gunung Muria. Oke, berikut ini ulasan tiga tempat wisata menarik di kota Demak.
Mesjid Agung Demak tampak dari luar |
Masjid Agung Demak
adalah salah satu masjid tertua di Indonesia. Seperti kebanyakan susunan tata
kota di Indonesia, Masjid Demak terletak tepat di sebelah barat alun-alun kota
Demak. Bangunan masjid Demak sendiri kalau dilihat dari luar tampak renta dan usang,
nggak kayak masjid-masjid jaman modern saat ini yang dibangun dengan megahnya.
Meski kelihatan nggak menarik, tapi jangan ditanya nilai sejarahnya. Konon
masjid ini menjadi tempat bermusyawarah para anggota Wali Songo saat membahas
berbagai masalah agama Islam.
Kompleks Masjid Demak
memiliki sisi sejarah tersendiri setiap sudutnya. Setiap tiang penyangga masjid
mempunyai nama masing-masing. Misalnya tiang Sunan Kalijaga, tiang Sunan Kudus
dan lain-lain. Waktu saya berkunjung ke Masjid Raya Demak tahun kemarin, di
sebelah utara kompleks masjid sedang dibangun Museum Demak tapi belum selesai.
Mudah-mudahan tahun ini sudah selesai dan bisa menjadi tempat yang tepat untuk
mendapatkan referensi sejarah budaya Islam di Demak. Satu hal yang perlu kalian
ketahui, tempat parkir kendaraan di alun-alun Demak cukup luas dan terletak di
sebelah barat alun-alun. Wisatawan bisa nyaman dan tenang selama jalan-jalan
santai.
Silsilah Dan Makam
Keturunan Kerajaan Demak
Tak jauh dari Masjid
Demak, saya dan peserta tur wisata berkunjung ke makam keturunan Kerajaan
Demak. Tempatnya di sebelah utara, agak ke barat sedikit, dari posisi Masjid
Demak. Masjid dan makam dipisahkan oleh sebuah aula berpintu kayu jati yang
indah. Di makam tersebut wisatawan bisa mengetahui pusara Raden Patah (pendiri
kerajaan Demak), isteri Raden Patah, Pati Unus, Sultan Trenggana, Pangeran
Maulana, dan banyak lagi anggota keluarga Demak lainnya.
Saat berkunjung ke
makam keluarga Kerajaan Demak, saya baru paham kalau ukuran tubuh orang jaman
dulu itu tinggi-tinggi. Ini bisa saya buktikan dengan ukuran panjang makam
Raden Patah dan Pangeran Maulana yang lebih dari 2 meter. Awalnya saya tak
percaya kalau makam tersebut benar-benar makam Raden Patah. Tapi setelah saya
tanyakan kepada pemandu wisata yang ada disana ternyata memang begitu adanya.
Orang jaman dulu memiliki postur tubuh lebih tinggi dan besar dari orang jaman
sekarang. Kok bisa begitu? I don’t know exactly. Mungkin gaya hidup dan pola
makan yang menyebabkan tubuh kita jadi berukuran lebih mini.
Nuansa Budaya Jawa Pada
Makam Sunan Kalijogo
Sebelum mencapai
alun-alun kota Demak, sebenarnya rombongan wisata yang saya ikuti sudah lebih
dulu mampir ke makam Sunan Kalijogo. Kok bisa begitu? Secara gitu, perjalanan
dari kota Kudus lanjut ke Gunung Muria, lalu turun gunung dan lebih dekat
langsung masuk kawasan bypass menuju makam Sunan Kalijogo. Kalau dilihat
perjalanan tempuh yang hanya butuh waktu 20 menit, jarak makam Sunan Kalijogo
dan Masjid Agung Demak tentu nggak seberapa jauh.
Makam Sunan Kalijogo
merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang bernuansa religi. Yang
membedakan makam Sunan Kalijogo dengan makam sunan-sunan lainnya adalah
sentuhan budaya Jawa pada makam. Bangunan makam benar-benar Jawa banget dengan
hiasan kala makara, mirip ornamen yang bisa kita temui pada bangunan candi.
Setelah berziarah ke makam Sunan Kalijogo, saya dan wisatawan lain menyempatkan
berbelanja ke pasar tradisional yang ada di sekitar lokasi makam. That’s
shopping time!
Kabupaten Demak memang
tidak sebesar kota Semarang, Magelang, Yogyakarta maupun Salatiga. Namun kota
kecil ini memiliki riwayat sejarah budaya Islam yang penting bagi perkembangan
budaya di Indonesia. Dengan liburan ke kota Demak kita bisa mengetahui nilai-nilai
moral apa saja yang terkandung dari tempat-tempat bersejarah tersebut.
Kalau masih ada waktu
liburan yang lebih panjang, sebenarnya wisatawan bisa menjelajahi lebih banyak
tempat wisata menarik di kota Demak. Tapi berhubung masih banyak tujuan wisata
yang harus dikunjungi, saya dan wisatawan lain harus segera lanjut ke destinasi
berikutnya. Ayo liburan ke Demak!