Pemerintah menuding para petani
menjadi penyebab bencana asap akibat kebakaran lahan di Riau. Petani dianggap terbiasa membuka lahan dengan
cara membakar.
Penilaian itu disampaikan Menteri
Kehutanan Zulkifli Hasan dalam Rakor bersama empat menteri lainnya di Kantor
Gubernur Riau, Jumat 22 Juli 2011. Para
pejabat tinggi lain yang ikut rapat adalah Menneg Lingkungan Hidup Gusti
Muhammad Hatta, Menkokesra Agung Laksono dan Mentan Suswono.
“Kalau petani buka lahan dengan
cara membakar lahan. Nah ini urusannya panjang. Karena sulit dipadamkan
sehingga menimbulkan kabut asap. Kadang asapnya sampai ke negara tetangga dan
kita dianggap tak mampu menanganinya," ujarnya Zulkifli.
Lalu apa solusi mengatasi hal
ini? Zulkifli berpendapat harus ada sosialisasi kepada petani terkait larangan
membakar lahan. "Masyarakat harus tahu bahwa cara seperti tidak boleh dan
harus diubah," sebutnya.
Tidak Mampu
Menanggapi hal itu, Ketua Walhi
Riau, Hariansyah Usman, tidak menyangkal atas fakta bahwa masih ada petani yang
membuka lahan dengan cara membakar. Pasalnya, mereka tidak mampu membuka lahan
dengan cara lain.
"Tapi Menhut juga harus tahu
bahwa bencana kebakaran yang terjadi saat ini banyak disebabkan oleh
perusahaan. Data sudah banyak ditunjukkan pemerintah daerah, termasuk juga yang
disampaikan LSM. Persoalannya, sejauh ini tidak ada tindakan tegas yang bisa
memberi efek jera kepada perusahaan," kata Usman.
Dia melanjutkan, perusahaan
banyak membuat kanalisasi dengan skala besar, sehingga air di lahan gambut
menjadi kering. Ketika terjadi kebaran, maka api sulit dipadamkan dan
menimbulkan kabut asap yang luar biasa.
"Kalau di lahan masyarakat,
kabut asapnya tidak separah di lokasi perusahaan. Karena lahan yang dibakar
tidak kering, masih ada serapan airnya. Sehingga mudah dipadamkan. Sebab
masyarakat tidak membuat kanalisasi. Justru perusahaan yang membuat kanalisasi
yang menyebabkan kekeringan. Jadi pemerintah harus melihat masalah ini,"
kata Usman.